Selamat Datang

inilah BLOG ATAJAYA, Buku Elektronik "In Memoriam Harmonia Progressio"
Semoga Bermanfaat

Senin, 11 Januari 2010

Analogi Seorang Pemimpin

Seseorang yang pantas diberi amanah sebagai pemimpin, Seharusnya Dia menjadi:

  1. Matahari. Yang mampu memberikan energi dan mampu membangkitkan sumber energi yang nantinya bermanfaat untuk kepentingan bersama.

  2. Bulan. Yang memberikan cahaya atau penerangan di dalam kegelapan dan kebimbangan.

  3. Bintang. Bintang yang cukup dewasa dan mampu menunjukan arah yang paling tepat untuk melangkah mencapai tujuan yang telah ditargetkan. Dan menyatukan seluruh rekan kerjanya kedalam sebuah orientasi yang harmonis.

  4. Air. Yang selalu dinamis, cekatan, dan sigap dalam menghadapi segala masalah dalam perjalanan keorganisasian yang Ia pimpin. Dan sesuai dengan sifat air, Ia dapat mendinginkan dan memadamkan api yang berkobar bukan pada tempatnya.

  5. Api. Yang dapat menyelesaikan segala permasalahan dengan tuntas dan tegas, layaknya api yang dapat membakar kayu menjadi tak bersisa. Sekaligus menjadi api yang dapat mengobarkan semangat positif yang membara dan menghangatkan.

  6. Tanah. Tanah bertanggung jawab atas suburnya tanaman yang ditanam padanya, begitu pula pemimpin.

Hakekat tanggung jawab seorang pemimpin yang terpenting bukanlah bekerja secara individu dan turun langsung dilapangan. Namun tugas utamanya dalah berkoordinasi, memotivasi, dan membuat seluruh rekan-rekannya bekerja dalam tim sesuai tugas dan fungsinya.

Dan sesuai sifat tanah yaitu netral, tidak memihak dalam menyelesaikan masalah intern. Dan berjiwa besar akan segala hal yang menimpanya. Serta bertindak sebagai sosok strategis yang “menyuburkan” organisasinya.

  1. Angin.dan udara. Yang menghembuskan pemikiran-pemikiran yang menyejukkan. Serta memberi nafas di setiap denyut eksistensi organisasi, dan selalu mengayomi kepada rekan-rekannya, di manapun dan sampai kapanpun.


1 komentar:

  1. Rasulullah Saw berkata kepada Abdurrahman bin samurah, “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisima maka kami akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka kamu akan ditolong mengatasinya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

    Kami tidak mengangkat orang yang berambisi kedudukan. (HR. Muslim)

    Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai. (HR. Athabrani)

    Ka’ab bin ‘Iyadh ra bertanya, “Ya Rasulullah, apabila seorang mencintai kaumnya, apakah itu tergolong fanatisme?” Nabi Saw menjawab. “Tidak, fanatisme (Ashabiyah) ialah bila seorang mendukung (membantu) kaumnya atas suatu kezaliman.”

    BalasHapus